Protista - Protista Mirip Jamur Myxomycotina Beberapa sifat
yang dimiliki Myxomycotina mirip dengan jamur, struktur vegetatif Myxomycotina
ini dinamakan plasmodium, merupakan masa sitoplasma berinti banyak dan tidak
dibatasi oleh dinding sel yang kuat. Plasmodium dapat bergerak dengan gerakan
ameboid di atas substrat dan dapat mencerna mikrobia kecil lainnya ataupun
partikel-partikel bahan organik yang membusuk di dalam selnya. Selama
kondisinya baik, plasmodium melanjutkan perkembangan vegetatifnya (masa sel
bertambah dan pembelahan inti terus-menerus). Jika plasmodium merayap ke tempat
yang kering maka akan dibentuk badan-badan buah (“fruiting bodies”) yang
strukturnya kompleks. Dengan berkembangnya badan buah ini maka terbentuklah
spora berinti satu yang diselubungi dinding sel di dalam badan buah itu. Spora
itu terbentuk dari inti plasmodium yang masing-masing memisahkan diri ke dalam
bagian-bagian yang dibatasi oleh dinding sel. Spora-spora yang telah lepas dari
badan buah akan menjadi gamet-gamet amoeboid yang berflagel, kemudian tiap pasang
gamet akan bergabung menjadi zigot yang berflagel. Kemudian zigot kehilangan
flagel dan menjadi plasmodium kembali. Jadi, inti plasmodium diploid dan
meiosis berlangsung kembali pada waktu akan terbentuknya spora-spora. b. Slime Mold (jamur lendir) Habitat Protista
mirip jamur ini (Gambar 4.2) ada di air tawar, tanah lembab, serasah daun dan
tumbuhan atau batang kayu yang roboh. Organisme ini kemungkinan berhubungan
dekat dengan amoeba, hal ini berdasarkan adanya kemiripan tingkah laku anggota
jamur lendir tersebut dengan amoeba, yaitu bergerak dengan menggunakan kaki
semu. Kaki semu digunakan untuk memfagosit bakteri atau mikroorganisme lainnya.
Ciri khas organisme ini massa sel-selnya terpisah oleh membran, tidak
seonositik dan merupakan organisme haploid. 2. Protista mirip tumbuhan
(ganggang) Tubuh alga/ganggang tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan
daun. Tubuhnya berupa thalus, sehingga dimasukkan ke dalam golongan thalophyta.
Struktur tubuhnya beraneka ragam, ada yang uniseluler dan koloni dalam bentuk
benang/pita, ada pula yang multisel dalam bentuk lembaran. Ada ganggang yang
memiliki alat gerak sehingga dapat bergerak bebas, ada pula yang tidak dapat
bergerak. Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil, sehingga
dapat melakukan fotosintesis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu
ganggang juga memiliki pigmen tambahan yang dominan. Habitat ganggang ada di
lingkungan berair, menempel pada batuan (epilitik), tanah/lumpur/pasir
(epipalik), menempel pada tumbuhan sebagai (epifitik), dan menempel pada tubuh
hewan (epizoik). Reproduksi alga ada beberapa macam cara antara lain: a.
Melalui pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anakan, masing-masing menjadi
individu baru. Reproduksi ini terjadi pada ganggang bersel satu. b.
Fragmentasi, yaitu pecahnya koloni menjadi beberapa bagian. Reproduksi ini
terjadi pada ganggang yang berkoloni. c. Melalui pembentukan zoospora. Zoospora
merupakan sel tunggal yang diselubungi oleh selaput dan dapat bergerak atau
berenang bebas dengan menggunakan satu atau dua flagelnya. Zoospora merupakan
calon individu baru. d. Reproduksi seksual, yaitu melalui peleburan gamet
jantan dan gamet betina untuk membentuk zigot yang nantinya tumbuh menjadi
individu baru. Macamnya antara lain: isogami, peleburan gamet jantan dan
betinanya yang S. berukuran sama. Jika terjadi peleburan gamet zigot akan
mengalami dormansi yang disebut zigospora. Pada Oogami gamet-gametnya memiliki
ukuran yang bervariasi. Gamet betina (telur) tidak bergerak, berukuran lebih
besar. Gamet jantan berukuran lebih kecil dan dapat bergerak. Jika terjadi
fertilisasi maka akan terbentuk zigot dan zigot mengalami dormansi yang disebut
oospora. Berdasarkan dominasi pigmennya ganggang dibedakan menjadi beberapa
kelompok, yaitu ganggang hijau, ganggang keemasan, ganggang cokelat, ganggang
merah. a. Ganggang Hijau (Chlorophyta) Ganggang ini banyak dijumpai pada
tempat-tempat yang lembab, air tawar, laut. Pigmen-pigmen yang dimilikinya
adalah pigmen hijau (klorofil) a, b, b-karoten dan xantofil. Ciri-ciri
Chlorophyta, yaitu struktur tubuhnya ada yang uniseluler soliter, ada pula yang
berkoloni (berkelompok). Bentuk tubuh Chlorophyta bermacam-macam ada yang
bulat, berbentuk filamen, lembaran dan ada yang menyerupai tumbuhan tinggi.
Kloroplasnya juga memiliki bentuk bermacam-macam, ada yang seperti bintang,
seperti mang-kok jala, ada pula yang seperti busa. Di dalam kloroplas terdapat
DNA dan kromosom, juga pirenoid sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesis
berupa amilum, lemak. Organel sel yang dimiliki selain kloroplas, yaitu badan
golgi, mitokondria, dan retikulum endoplasma. Stigma (bintik mata merah)
dimiliki oleh ganggang hijau yang motill (bergerak). Di dalam sitoplasma
terdapat vakuola kontraktil sebagai alat osmoregulasi untuk mengatur tekanan
osmosis. Tubuhnya memiliki bentuk yang tetap, inti selnya bersifat prokariotik
karena inti sel telah memiliki membran. Ganggang hijau yang dapat bergerak
memiliki dua flagella yang ukurannya sama panjang. Habitat ganggang hijau di
lingkungan air tawar, laut, tanah-tanah yang basah, namun ada pula di tempat
yang kering. Karena memiliki klorofil, ganggang ini dapat melakukan
fotosintesis dan bersifat autotrof. Selain itu ada juga yang cara hidupnya
membentuk simbiosis bersama organisme lain, misalnya dengan jamur membentuk
lichenes (lumut kerak). Ganggang hijau berkembang biak secara vegetatif, maupun
generatif. Perkembangbiakan dilakukan dengan fragmentasi dan dengan
menghasilkan zoospora. Spora dapat bergerak sehingga dapat berpindah tempat,
bentuknya seperti buah pir dengan dua sampai empat bulu cambuk (flagella).
Adapun reproduksi generatifnya berlangsung dengan cara konjugasi, yaitu
perpaduan dua gamet yang membentuk zigospora. Zigospora ini tidak memiliki alat
gerak, sehingga tidak dapat berpindah tempat. Contoh ganggang hijau, yaitu
Chlorococcum, Chlorella, Spirogyra, dan Ulva. 1) Chlorococcum Struktur tubuhnya
uniseluler, tidak memiliki alat gerak, hidup di air tawar, secara vegetatif
berkembang biak dengan membentuk zoospora. Setiap sel Chlorococcum dewasa yang
tidak memiliki flagel inti dan plasmanya dapat membelah menjadi delapan hingga
enam belas zoospora. Dan setiap zoospora memiliki sepasang flagella atau
berflagel dua. Konjugasi berlangsung jika dua zoospora bergabung membentuk
zigospora. Zigospora yang telah dewasa dan masak dinding selnya akan pecah dan
menghasilkan beberapa zoospora. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya
zoospora akan menanggalkan flagelnya dan tumbuh menjadi individu baru. 2)
Chlorella Ganggang uniseluler berbentuk seperti bola, kloroplasnya menyerupai
mangkuk. Habitat Chlorella di air tawar, laut maupun di tempat-tempat yang
basah. Reproduksi vegetatif dengan membelah. Setiap sel membelah diri dan menghasilkan
empat sel baru. Chlorella memberikan harapan besar untuk mengatasi kebutuhan
bahan makan alternatif pada masa yang akan datang. Perkembangbiakannya sangat
cepat dalam lingkungan yang baik, suhu ideal untuk fotosintesis berkisar 25o C.
Proses di laboratorium Chlorella digunakan dalam penelitian fotosintesis. Dalam
fotosintesisnya menghasilkan karbohidrat, protein dan lemak. Zat organik,
karbon dioksida dan mineral yang diberikan pada substrat dan intesitas cahaya
serta lamanya penyinaran dapat diatur untuk menghasilkan karbohidrat, lemak
maupun protein yang dikehendaki. 3) Spirogyra Spirogyra ini mudah dikenali
karena habitatnya di air tawar, ukuran kloroplasnya besar menyerupai pita yang
melingkar-lingkar di dalam sel. Kloroplasnya mengandung pirenoid untuk
menyimpan hasil berupa fotosintesis amilum.
Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedang secara seksual dengan
cara konjugasi yang berlangsung sebagai berikut. Dua sel filamen yang berbeda
jenis (+ dan –) berdekatan, kemudian filamen tersebut membuat tonjolan yang
akhirnya bergabung membentuk sebuah saluran/pembuluh yang menghubungkan plasma
selnya. Selanjutnya plasma sel berjenis + mengalir menuju plasma – dengan
demikian terjadilah penyatuan plasma
(plasmogami), yang kemudian diikuti oleh penggabungan inti sel (kariogami).
Penyatuan ini menghasilkan zigospora yang diploid. Zigospora bermeiosis
menghasilkan empat sel baru yang haploid. Keempat sel ini biasanya satu sel
tumbuh menjadi filamen Spirogyra yang baru. 3) Ulva Koloni Ulva membentuk
lembaran setebal dua sel, lebarnya beberapa cm. Habitat Ulva di air laut, air
payau, menempel pada kayu atau batu-batu karang sepanjang pantai. Reproduksi
aseksualnya dengan zoospora berflagel empat. Reproduksi seksualnya dengan
heterogami, yaitu persatuan gamet jantan dan gamet betina yang berbeda ukuran.
b. Chrysophyta (Ganggang Keemasan) Habitat ganggang ini di air tawar, laut, dan
tempat basah. Tubuhnya ada yang uniseluler ada pula yang multiseluler dan
bentuknya beraneka ragam. Pigmen yang dimiliki berupa klorofil a, klorofil c,
karoten, dan xantofil. Ganggang yang uniseluler di perairan sebagai komponen
fitoplankton. Ciri-ciri Chrysophyta, antara lain: bentuk talus beraneka ragam,
yaitu batang, telapak tangan, dan bentukbentuk campuran misalnya pada diatom
terdiri dari wadah (hipoteka) dan tutup (epiteka), di antara wadah dan tutup
terdapat celah (rafe). Contoh ganggang keemasan yang terkenal, yaitu diatomae,
yang cara reproduksinya dapat dijelaskan sebagai berikut. Reproduksi
aseksualnya dengan cara membelah, yaitu sel diatomae membelah diikuti
pembelahan plasmanya menjadi dua, yaitu satu tutup dan yang lain berupa
kotaknya. Selanjutnya masing masing untuk tutup akan membentuk kotak baru dan
kotaknya membentuk tutup baru juga. Pembelahan seperti ini berlangsung
berulang-ulang sampai didapatkan diatom yang ukurannya kecil sekali kemudian
mati. Jika sel mencapai bentuk minimum, protoplas akan keluar menjadi badan
yang disebut auksospora. Auksospora tumbuh dan mencapai ukuran normal sehingga
terbentuklah kotak dan tutup seperti semula. Reproduksi generatifnya secara
oogami, yaitu sel diatom mengalami reduksi sehingga terbentuklah gamet-gamet
yang haploid, berupa sel telur dan sperma. Sel telur dan sperma akan bertemu
dan melakukan pembuahan. Dengan demikian akan dihasilkan zigot, yang akan
tumbuh menjadi individu dewasa. Dalam kehidupan manusia, ganggang keemasan
mempunyai manfaat. Khusus diatom (Navicula) yang telah mati dan mengendap di
dasar laut membentuk endapan tanah yang bermanfaat sebagai bahan penggosok,
penyekat dinamit, bahan pembuatan cat, pernis, bahan dasar industri kaca,
penyaring dan piringan hitam. Ganggang yang termasuk Chryzopyta: Diatom
(Navicula), Ochromonas, Vaucheria. Navicula sebagai pembentuk tanah diatom. c.
Ganggang Cokelat (Phaeophyta) Bentuk tubuh ganggang cokelat menyerupai tumbuhan
tingkat tinggi, panjangnya sampai beberapa meter. Sebagian besar tumbuh di laut
yang agak dingin dan sedang, hanya beberapa jenis yang yang hidup di air
melekat pada batuan dengan alat pelekatnya semacam akar, talusnya mengapung di
perairan. Disebut ganggang cokelat karena ganggang ini berwarna kecokelatan karena
memiliki pigmen fukosantin. Selain fukosantin, pigmen lain yaitu klorofil a,
klorofil c, violaxantin, b-karotin, dan diadinoxantin. Contoh ganggang cokelat
antara lain Sargassum, Macrocystis, Fucus, Turbinaria. Ganggang cokelat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: ukuran talusnya mikroskopis sampai
makroskopis. Berbentuk filamen bercabang, tidak bercabang, dan ada juga yang
tegak. Memiliki kloroplas tunggal berbentuk seperti benang ada pula yang
berbentuk cakram (discoid). Kloroplasnya mengandung pirenoid untuk menyimpan
cadangan makanan berupa laminarin. Pada dinding sel dan ruang intersel terdapat
algi (asam alginate), bagian dalam dinding sel tersusun oleh lapisan selulosa.
Ganggang cokelat mempunyai jaringan untuk transportasi seperti tumbuhan tingkat
tinggi. Reproduksi ganggang cokelat dapat terjadi secara aseksual maupun
seksual. Reproduksi aseksual dengan cara fragmentasi, dengan pembentukan
zoospora berflagela. Adapun, reproduksi seksualnya dengan cara oogami atau
isogami. Ujung-ujung lembaran talusnya yang fertil membentuk suatu badan yang
mengandung alat pembiak disebut reseptakel. Di dalam reseptakel ini terdapat
konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan
berupa spermatozoid dan oogonium yang menghasilkan sel telur (ovum) dan
benang-benang mandul yang disebut parafisis. Anteridium berupa sel-sel
berbentuk corong yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel, oogonium berupa
badan yang duduk di atas tangkai. Jika spermatozoid dapat membuahi sel telur
akan terbentuklah zigot. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin
kemudian melekat pada suatu substrat, selanjutnya tumbuh menjadi individu baru
yang kromosom tubuhnya diploid. d. Ganggang merah (Rhodophyta) Rhodophyta
habitatnya di air laut, sering disebut dengan nama rumput laut karena bentuk
tubuhnya seperti rumput. Talusnya bersel banyak dan berbentuk seperti lembaran
berwarna merah sampai ungu tetapi ada juga yang pirang atau kemerah-merahan.
Pigmen dominan yang dimiliki adalah pigmen warna merah yang disebut
fikoeritrin, pigmen lain berupa pigmen fotosintetik fikobilin, klorofil a,
klorofil b, dan karotenoid. Ciri ganggang merah, yaitu tidak memiliki flagella,
dinding selnya berlapis-lapis dan mampu menimbun kalsium karbonat (CaCO3).
Kloroplasnya mengandung pirenoid untuk menyimpan hasil fotosintesis, berupa
tepung fluoride (sejenis karbohidrat), floridosid (senyawa gliserin dan
galaktosa) dan tetes-tetes minyak. Floridosid akan berwarna kemerahan jika
ditambah dengan iodium. Beberapa contoh ganggang merah antara lain: Gracilaria,
Gelidium, Eucheuma spinosum, Batrachospermum, Scinaiafurcellata. Manfaat
ganggang merah dalam kehidupan sebagai penghasil agar-agar, sebagai bahan
makanan, mengeraskan es krim dan yoghurt, bahan untuk obat, bahan kosmetika,
untuk mengemulsikan lemak cokelat batangan. 3. Protozoa (Protista mirip hewan)
Protozoa mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi, ukuran tubuhnya kurang dari 10
mikron, meskipun ada juga yang mencapai 6 mm. Protozoa di perairan sebagai
komponen zooplankton. Bakteri, protista lain, dan materi-materi organik yang
telah mati dan hancur (detritus) sebagai bahan makanannya. Cara hidupnya ada
yang soliter, ada pula yang koloni. Jika keadaan lingkungannya kurang
menguntungkan protozoa dapat melindungi dirinya dengan membentuk kista. Jika
lingkungan kembali normal protozoa akan aktif lagi. Dalam memperoleh makan
protista mirip hewan ini ada yang parasit, saprofit, dan hidup bebas. Protozoa
uniseluler telah mempunyai organel-organel sel seperti membran plasma,
mitokondria, sitoplasma, dan inti sel. Berdasarkan alat geraknya protozoa
dibedakan menjadi: Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan Sporozoa. Reproduksinya
secara aseksual dengan membelah diri, sedangkan secara seksual dengan konjugasi
(perpaduan individu yang belum diketahui jenis kelaminnya). a. Rhizopoda Tempat
hidup Rhizopoda di air tawar, air laut, tempat-tempat yang lembap, namun ada
juga yang hidup di dalam tubuh organisme lain (hewan dan manusia). Untuk lebih
mudah mempelajari marilah kita ambil salah satu contoh-nya, yaitu Amoeba.
Amoeba bentuknya tidak tetap (berubah-ubah), bagian luar tubuhnya diseliputi
membran sel/membrane plasma sebagai pelindung isi sel. Membran ini berfungsi
untuk membentuk kaki semu (pseudopodia), pertukaran gas (O2 dan CO2), memasukkan makanan (fagositosit),
ekskresi, serta menanggapi rangsang dari sekitarnya. Sitoplasmanya dibedakan
menjadi ektoplasma atau S Gambar 4.8 Amoeba Sumber: Biologi, 1983 pseudopoda plasma
bagian luar yang lebih kental dari pada endoplasma (plasma bagian dalam).
Bagian tengah tubuhnya terdapat nukleus, terdapat dua macam vakuola,yaitu
vakuola kontraktil dan non kontraktil. Ada dua macam Amoeba, yaitu Ektoamoeba
dan Entamoeba. Ektoamoeba adalah amoeba yang hidup bebas diluar tubuh makhluk
hidup, misalnya Amoeba proteus, Chaos carolinese. Entamoeba adalah amoeba yang
hidup di dalam tubuh organisme, misalnya Entamoeba hystolitica, yang hidup di
dalam usus halus, parasit, dapat menyebabkan penyakit disentri amoebawi
(amoebiasis, rusaknya jaringan tubuh, yaitu eritrosit dan getah bening,
sehingga faeces penderita bercampur darah dan lendir). Adapun, Entamoeba coli
hidup di dalam colon, tidak parasit tetapi kadang-kadang menyebabkan diare (buang
air besar terus menerus). Entamoeba ginggivalis menguraikan sisa-sisa makanan
di sela-sela gigi, sehingga dapat merusak gigi. Contoh-contoh Rhizopoda yang
lain, misalnya Arcella yang mempunyai kerangka dari zat kitin. Diflugia
tubuhnya mengekskresikan lendir sehingga dapat melekatkan pasirpasir halus.
Radiolaria mengandung banyak duri yang terbuat dari zat kitin dan stronsium
sulfat. Radiolaria yang telah mati akan mengendap di dasar perairan mem-bentuk
endapan radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok serta bahan
peledak. Foraminifera kerangka luarnya terdiri dari zat silika dan zat kapur,
foraminifera yang terkenal adalah Globigerina yang endapannya dapat sebagai
petunjuk adanya tambang minyak bumi. b. Flagellata Ciri flagellata ini memiliki
satu flagela/bulu cambuk sebagai alat gerak pada salah satu ujung tubuhnya,
yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Sebagian besar hidup
bebas, saprofor sisa-sisa organisme namun ada juga yang parasit pada hewan dan
manusia. Flagellata dibedakan menjadi dua, yaitu Fitoflagellata dan
Zooflagellata. 1) Fitoflagellata Fitoflagellata memiliki plastida
Fitoflagellata juga dapat melakukan fotosintesis dan bersifat autotrof. Di
lingkungan air sebagai penyusun fitoplankton, fitoflagellata mensuplai makanan
bagi organisme lain. Contoh fitoflagellata: Euglena viridis, Nocticula
miliaris, Volvox globator.
Nama Jenis Hospes intermedier Inang Jenis penyakit
Trypanosoma lewesi Kutu tikus Tikus Tryponasoma evansi Lalat Tabanus Binatang
ternak Sura (malas) Trypanosoma brucei Lalat tse-tse Binatang ternak Nagano
Trypanosoma gambiense Lalat Glossina Manusia Penyakit tidur dan palpalis
Trypanosoma rhodeiense Glossina Manusia Penyakit tidur morsitans Trypanosoma
cruzi Anak-anak Cagas (anemia pada anak-anak) Giardia lamblia Manusia Disentri c.
Ciliata Ciliata disebut juga Ciliophora, dicirikan adanya silia atau rambut
getar yang merata di seluruh permukaan tubuh atau di bagian-bagian tertentu
dari tubuhnya. Rambut getar ini digunakan untuk bergerak di perairan. Pergerakannya
dengan cara menggetarkan seluruh silianya sehingga dapat pindah tempat.
Habitatnya pada lingkungan perairan (air tawar/laut) yang kaya akan zat
organik. Bentuknya bermacam-macam ada yang seperti sandal, lonceng, corong dan
lain sebagainya. Hewan berbentuk seperti sandal mudah kita dapatkan pada
perairan yang mengandung banyak sisa-sisa tumbuhan (misalnya pada air rendaman
jerami), contohnya Paramecium caudatum. Paramaecium ini memilik dua inti, yaitu
makro nukleus dan mikro nukleus, serta memiliki vakuola kontraktil sebagai alat
pengatur osmoregulasi. Reproduksi Paramaecium secara aseksual adalah dengan
membelah diri secara biner, sedangkan reproduksi seksual-nya dengan konjugasi.
Konjugasi pada Paramecium sebagai berikut: 1) Paramaecium berdekatan dan saling
menempelkan bagian mulutnya 2) Mikronukleus membelah berturut-turut menjadi
empat mikronukleus, makronukleusnya lenyap/menghilang 3) Tiga mikronukleus
lenyap, satu mikronukleus membelah lagi menjadi dua mikronukleus yang berbeda
ukurannya (besar dan kecil), kemudian mikronukleus yang kecil dipertukarkan
antar dua Paramaecium yang berlekatan tadi sehingga menghasilkan zigot nukleus.
Setelah itu Paramaecium memisah. 4) Selanjutnya zigot nukleus membelah tiga
kali berturutturut menghasilkan delapan inti baru 5) Kemudian tiga inti lenyap,
empat inti bergabung menjadi makronukleus dan satu inti menjadi mikronukleus.
Perhatikan Gambar 4.14. 6) Pada akhirnya Paramaecium akan membelah dua kali
berturut-turut yang menghasilkan empat Paramaecium baru.
Kebanyakan ciliata hidup bebas. Balantidium coli adalah
ciliata yang dapat menyebabkan penyakit diare berdarah pada manusia. Organisme
ini hidup pada saluran gastrointestinal beberapa vertebrata. d. Sporozoa
Sporozoa merupakan anggota Protista yang tidak memiliki alat gerak khusus,
sehingga pergerakannya hanya mengubah-ubah posisi tubuhnya. Kebanyakan
anggotanya hidup sebagai parasit baik pada hewan maupun manusia. Contoh Sporozoa
ini misalnya Plasmodium yang hidup pada sel darah merah, menyebabkan penyakit
malaria. Siklus hidup Plasmodium Apabila seekor nyamuk Anopheles betina
menghisap darah secara otomatis juga mengeluarkan zat antikoagulan yang menjaga
agar darah tidak membeku. Bersama zat antikoagulan tersebut keluarlah sporozoit
dan masuk kedalam tubuh manusia. Kemudian bersama aliran darah
sampailah sporozoid-sporozoid tersebut pada hati, tahapan
ini disebut tahap eksoeritrositer. Setelah kira-kira 3 hari sporozoit tersebut
pindah dari hati kemudian menginfeksi sel darah merah tahapan ini disebut tahap
eritrositer. Sporozoit di dalam sel darah merah disebut tropozoit. Dari satu
tropozoit akan membelah secara schizogoni menghasilkan 6 – 36 merozoid
tergantung jenis spesiesnya. Setelah sel darah merah pecah merozoit mencari sel
darah merah yang baru, kejadian ini berlangsung berulang-ulang sehingga dalam
waktu singkat dalam tubuh terdapat banyak sekali merosoit. Bersama dengan
pecahnya sel darah merah timbul rasa “kedinginan” yang diikuti perasaan demam
(panas) Setelah beberapa waktu merozoit-merozoid menjadi gametosit (calon sel
gamet). Jika darah manusia dihisap oleh nyamuk Anopheles betina, maka di dalam
tubuh nyamuk gametosit akan berubah menjadi mikrogamet (gamet jantan) dan
makrogamet (gamet betina). Jika makrogamet dan mikrogamet melebur, terbentuklah
zigot. Zigot akan menjadi ookinet yang bentuknya seperti cacing dan menerobos
dinding usus/ perut nyamuk dan kemudian membulat, disebut ookista. Dari ookista
ini akan dihasilkan beribu-ribu sporozoit. Sporozoit akan sampai pada kelenjar
liur nyamuk dan siklus akan berulang kembali Jenis-jenis Plasmodium yang menyebabkan
penyakit malaria: 1) Plasmodium falcifarum, menyebabkan penyakit malaria, masa
sporulasinya tidak begitu jelas, antara 1 – 2 x 24 jam 2) Plasmodium vivax
menyebabkan penyakit malaria tertiana, masa sporulasinya setiap 2 x 24 jam 3)
Plasmodium malariae, menyebabkan penyakit malaria kuartana, masa sporulasinya 3
x 24 jam.[pb]